Minggu, 06 Januari 2019

KANKER PARU PARU

KANKER PARU PARU 



Kanker paru-paru merupakan penyakit dengan ciri khas adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada jaringan paru-paru. Bila tidak dirawat, pertumbuhan sel ini dapat menyebar ke luar dari paru-paru melalui suatu proses yang disebut metastasis ke jaringan yang terdekat atau bagian tubuh yang lainnya. Sebagian besar kanker yang mulai di paru-paru, yang dikenal sebagai kanker paru primer, adalah karsinoma yang berasal dari sel epitelium. Jenis kanker paru yang utama adalah SCLC (kanker paru sel kecil), atau disebut juga kanker sel gandum, dan NSCLC (kanker paru non-sel-kecil). Gejala paling umum adalah batuk (termasuk batuk darah), berat badan turun dan sesak napas.[1]
Penyebab paling umum kanker paru adalah paparan dalam jangka waktu yang lama terhadap asap tembakau,[2] yang menyebabkan 80–90% kanker paru.[1] Bukan perokok mencapai angka 10–15% dari kasus kanker paru,[3] dan kasus ini biasanya disebabkan oleh kombinasi antara faktor genetik,[4] gas radon,[4] asbestos,[5] dan polusi udara[4]termasuk asap rokok pasif.[6][7] Kanker paru dapat dilihat melalui foto rontgen dada dan tomografi komputer (CT scan). diagnosis dapat dipastikan dengan biopsi[8] yang biasanya dilakukan melalui prosedur bronkoskopi atau dipandu dengan CT. Perawatan dan hasil dalam jangka panjang tergantung pada tipe kanker, stadium (tingkat penyebaran), dan keadaan kesehatan pasien secara keseluruhan, diukur berdasarkan kondisi umum.
Perawatan biasanya meliputi pembedahankemoterapi, dan radioterapi. NSCLC biasanya ditangani melalui pembedahan, sedangkan SCLC umumnya memberikan respons yang lebih baik terhadap kemoterapi dan radioterapi.[9] Secara keseluruhan, 15% dari penduduk di Amerika Serikat terdiagnosis kanker paru mencapai harapan hidup lima tahun setelah diagnosis.[10] Secara global, kanker paru merupakan penyebab utama kematian karena kanker pada laki-laki dan perempuan, dan bertanggung jawab untuk 1,38 juta kematian setiap tahunnya, hingga tahun 2008.[11]

Tanda-tanda dan gejala[sunting | sunting sumber]

Tanda-tanda dan gejala yang menunjukkan adanya kanker paru adalah:[1]
Bila kanker tumbuh di sekitar saluran napas, keadaan ini dapat menghambat aliran udara, menyebabkan sesak napas. Hambatan ini dapat menyebabkan adanya akumulasi sekret di belakang sumbatan, dan menyebabkan terjadinya pneumonia.[1]
Bergantung pada jenis tumornya, fenomena paraneoplastik mungkin adalah yang pertama kali menarik perhatian mengenai adanya penyakit ini.[12] Pada kanker paru, fenomena ini dapat meliputi Sindrom Lambert–Eaton myastenik (lemah otot yang disebabkan oleh autoantibodi), hiperkalsemia, atau sindrom dari ketidakstabilan hormon antidiuretik (SIADH). Tumor pada bagian bagian paling atas dari paru-paru, dikenal sebagai Tumor Pancoast, dapat menginvasi bagian lokal dari sistem saraf simpatik, sehingga menyebabkan Sindrom Horner (jatuhnya kelopak mata dan pupil kecil pada sisi tersebut), dan juga menyebabkan kerusakan pada pleksus brakhialis.[1]
Kebanyakan gejala kanker paru (hilang nafsu makan, berat badan turun, demam, kelelahan) tidak spesifik.[8] Pada kebanyakan orang, kanker telah menyebar dari lokasi awalnya saat timbul gejala dan datang ke dokter. Lokasi umum penyebarannya termasuk otak, tulang, kelenjar adrenal, paru sebelahnya, hati, perikardium, dan ginjal.[13] Sekitar 10% dari penderita kanker paru tidak mengalami gejala saat diagnosis; kanker ini ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan foto rontgen dada.[10]

Penyebab[sunting | sunting sumber]

Kanker berkembang mengikuti kerusakan genetika pada DNA. Kerusakan genetika ini mempengaruhi fungsi normal sel, termasuk proliferasi sel, pemrograman kematian sel (apoptosis) dan perbaikan DNA. Ketika lebih banyak kerusakan terakumulasi, risiko terhadap kanker makin bertambah.[14]

Merokok[sunting | sunting sumber]

Grafik menunjukkan bagaimana peningkatan penjualan produk tembakau di AS pada empat dekade pertama pada abad ke-20 (rokok per orang per tahun) menyebabkan kenaikan yang cepat pada penderita kanker paru selama tahun 1930an, 40an dan 50an (kematian karena kanker paru per 100, 000 populasi laki-laki per tahun)
penampang melintang dari paru-paru manusia: Area berwarna putih di bagian lobus atas adalah kanker; area berwarna hitam adalah perubahan warna yang terjadi karena merokok.
Merokok, khususnya sigaret, secara umum merupakan penyumbang utama kanker paru.[15] Rokok sigaret mengandung lebih dari 60 jenis karsinogen,[16] termasuk di antaranya radioisotop dari peluruhan sekuens radonnitrosamin, dan benzopiren. Selain itu, nikotin menekan respons imun terhadap pertumbuhan kanker pada jaringan yang terpapar.[17] Di seluruh negara maju, 90% dari kematian karena kanker paru pada laki-laki selama tahun 2000 disebabkan oleh merokok (70% untuk perempuan).[18] Merokok bertanggung jawab terhadap 80–90% kasus kanker paru.[1]
Merokok pasif—proses inhalasi asap dari perokok lain—merupakan penyebab kanker paru pada bukan perokok. Perokok pasif dapat digolongkan sebagai seseorang yang hidup atau bekerja bersama perokok. Penelitian dari AS,[19][20] Eropa,[21] Inggris,[22] dan Australia[23] telah secara konsisten menunjukkan adanya peningkatan risiko yang signifikan di antara mereka yang terpapar asap rokok pasif.[24] Mereka yang hidup dengan perokok memiliki risiko yang lebih tinggi sebesar 20–30% sedangkan mereka yang bekerja pada lingkungan perokok mempunyai risiko 16–19% lebih tinggi.[25] Penelitian asap aliran sisi menunjukkan bahwa hal ini lebih berbahaya dari merokok langsung.[26] Merokok pasif menyebabkan 3, 400 kematian karena kanker paru setiap tahun di AS.[20]

Gas Radon[sunting | sunting sumber]

Radon adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau dihasilkan dari penguraian radioaktif radium, yang merupakan produk dari peluruhan uranium, yang ditemukan di lapisan kerak bumi. Produk peluruhan radiasi meng ion kan materi genetika, sehingga menyebabkan mutasi yang kadang menjadi bersifat kanker. Radon merupakan penyebab kanker paru paling banyak kedua di AS, setelah rokok.[20] Risikonya meningkat hinggga 8–16% untuk setiap peningkatan konsentrasi radon sebesar 100 Bq/.[27] Tingkat gas radon bervariasi tergantung pada lokasi dan komposisi tanah dan batuan di bawahnya. Sebagai contoh, di wilayah seperti Cornwall di Inggris (yang mengandung granit sebagai substrata), gas radon merupakan masalah utama, dan bangunan harus memiliki ventilasi aktif dengan kipas untuk menurunkan konsentrasi gas radon. United States Environmental Protection Agency (EPA) memperkirakan satu dari 15 rumah di AS memiliki tingkat radon lebih tinggi dari tingkat rekomendasi 4 picocurie per liter (pCi/l) (148 Bq/m³).[28]

Asbestos[sunting | sunting sumber]

Asbestos dapat menyebabkan berbagai penyakit paru-paru, termasuk kanker paru. Merokok tembakau dan asbestos memberikan efek sinergis dalam pembentukan kanker paru.[5] Asbestos juga dapat menyebabkan kanker pada pleura, yang disebut mesotelioma (yang berbeda dari kanker paru).[29]

Polusi udara[sunting | sunting sumber]

Polusi udara di luar rumah hanya memberikan efek yang kecil dalam meningkatkan risiko kanker paru.[4] partikulat (PM2.5) halus dan aerosol sulfat, yang berasal dari pelepasan asap kendaraan bermotor di jalanan, diasosiasikan agak meningkatkan risiko.[4][30] Untuk nitrogen dioksida, kenaikan bertahan hingga 10 bagian per miliar meningkatkan risiko kanker paru hingga 14%.[31] Polusi udara luar diperkirakan bertanggung jawab terhadap 1–2% kejadian kanker paru.[4]
Bukti tentatif mendukung adanya kenaikan risiko kanker paru dari polusi dalam ruang yang berhubungan dengan pembakaran kayu, batubara, residu bahan bakar kotoran dan sisa sampah yang dipakai untuk memasak dan pemanas ruang.[32] Wanita yang terpapar asap pembakaran batubara memiliki risiko dua kali lebih tinggi dan sejumlah produk sampingan dari pembakaran tanaman organik diketahui atau dicurigai bersifat karsinogen.[33] Risiko ini memengaruhi kurang lebih 2.4 miliar orang di seluruh dunia,[32] dan dipercaya menyebabkan 1.5% kematian karena kanker paru.[33]

Genetika[sunting | sunting sumber]

Diperkirakan bahwa 8 hingga 14% dari kanker paru disebabkan oleh faktor diturunkan.[34] Pada orang dengan saudara yang terkena kanker paru, risiko meningkat hingga 2.4 kali. Hal ini disebabkan oleh adanya kombinasi gen.[35]

Penyebab lain[sunting | sunting sumber]

Sejumlah zat, pekerjaan, dan paparan lingkungan lain juga dihubungkan dengan kanker paru. Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) menyatakan ada "bukti yang cukup" untuk menunjukkan bahwa sejumlah hal berikut karsinogenik untuk paru-paru:[36]





SUMBER: https://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_paru-paru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar